DEFINISI.
Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) adalah sejenis penyakit yang
menjangkiti mulut, kulit, dan alat kelamin. Penyakit ini menyebabkan kulit
melepuh dan terasa sakit pada otot di sekitar daerah yang terjangkit. Hingga
saat ini, penyakit ini masih belum dapat disembuhkan, tetapi dapat diperpendek
masa kambuhnya.
Herpes.
Herpes
Simpleks pada bayi baru lahri merupakan suatu infeksi virus yang serius, yang
menyerang organ utama (otak, hati, paru-paru) dan seringkali menyebabkan
kerusakan yang permanen atau kematian. Infeksi bisa terjadi sebelum atau
setelah bayi lahir.Ibu dari bayi biasanya tidak menyadari bahwa dia menderita
herpes simpleks dan tidak menunjukkan gejala-gejalanya.
PENYEBAB.
Penyebabnya
adalah virus herpes simpleks.
PROGNOSIS.
Tanpa
pengobatan, 85% bayi dengan penyakit yang menyebar akan meninggal. Jika
penyakitnya terbatas pada kulit, mata dan mulut, jarang terjadi kematian;
tetapi 30% diantaranya mengalami kerusakan otak atau saraf yang baru muncul
pada saat usia anak mencapai 2-3 tahun.
Terserang
Herpes Genitalis
Di bagian vagina terasa gatal-gatal,
perih dan ada bintilbintil kecil yang melepuh. Hal seperti itu mulai ia rasakan
setelah setahun menikah. ''Suami saya kadang merasakan gatal-gatal dan ada
bintil-bintil yang berair dan memecah pada kelaminnya,'' kata Tini. Itu
terjadi
sebelum Tini mengalami masalahnya. Setelah periksa ke dokter spesialis penyakit
kulit dan kelamin, Tini dan suaminya dinyatakan terkena penyakit Herpes
genitalis.
Apa sesungguhnya herpes pada kelamin itu? Dr Sunardi Radiono
SpKK dari SMF Kulit dan Kelamin RS Dr Sardjito/FK UGM, menjelaskan, Herpes
genitalis adalah suatu penyakit disebabkan oleh virus herpes simpleks utamanya
secara alamiah tipe 2 (HSV-2). Tetapi oleh karena perilaku seksual manusia
macam-macam, seperti oral seks, bisa juga karena infeksi herpes simpleks tipe 1
(HSV-1).
Kambuh
lagi
Antara HSV-1 dan HSV-2 secara klinis tidak berbeda, kecuali
tingkat kekambuhan. HSV-2 umumnya mengenai pasien dewasa seksual aktif.
Tanda-tandanya pada alat genital alias kelamin. Pada perempuan bisa peradangan
dari selaput lendir vagina sampai vulva, juga pada kulit di sekitar genitalia.
Itu pada waktu pertama kali terkena (primernya), muncul lepuh-lepuh kecil,
mudah terbuka/erosi sehingga menjadi seperti koreng kecil-kecil, merasakan
gatal dari ringan sampai pedih/sakit, keputihan. Sedangkan pada laki-laki
bintil-bintil kecil dan memecah dan berair seperti koreng kecil-kecil. Ini
kalau pertama kali terkena. Kalau serangan ulang disebut herpes genitalis recurrent
umumnya terbatas yang terkena, satu sisi saja yang kena, jumlahnya
bintil-bintilnya sedikit, tapi sering kambuh.
HSV-1 normatif menyebabkan herpes simpleks labialis atau
parsialis yang mengenai daerah bibir atau muka. Infeksi primer pada HSV-1
biasanya terjadi pada anak-anak (bayi sampai tujuh bayi) muncul seperti gomen.
Dalam waktu 10 hari, penyakit itu sembuh. Untuk membuktikannya, kata Sunardi,
perlu pemeriksaan laboratorium. ''Suatu saat setelah dia dewasa bisa kambuh
sebagai herpes simpleks labialis,'' katanya.
Penyakit herpes genitalis bisa dialami oleh orang di seluruh
dunia, dengan perilaku seksual yang hampir sama. Umumnya penderita atau
partnernya pernah mempunyai riwayat berhubungan seks dengan pasangan di luar
nikah. Laki-laki yang tidak sunat, lebih berisiko terkena penyakit herpes
genitalis. Pasalnya, selaput lendirnya tipis. ''Kalau sudah disunat selaput
lendirnya tebal, menjadi kulit biasa, sehingga relatif lebih sulit tertular,''
jelas Sunardi. Pernah diteliti di negara lain, penduduk dewasa kota-kota besar
di dunia yang positif pernah kontak dengan HSV-2 lebih dari 80 persen. Di
Indonesia penduduk dewasa kota yang positif pernah kontak dengan HSV-2 di bawah
60 persen. Namun, jumlah mereka yang sampai jatuh sakit sedikit. ''Biasanya
yang sampai tidak sakit itu ada indikasi kehidupan seksualnya lebih baik,''
kata Sunardi lagi.
Mengancam
bayi
Herpes genitalis yang disebabkan karena HSV-2 cenderung
mudah kambuhdan kekambuhan ini sangat variatif. Menurut Sunardi, umumnya jika
orang yang terkena herpes kelelahan secara fisik atau secara mental, terlalu
banyak kegiatan di tempat terbuka atau kena sinar matahari berlebihan, maka ia
mudah kambuh. Lain halnya dengan HSV-1. Kekambuhannya jarang dan makin ringan
penyakitnya, cenderung tidak mudah kambuh.
Jika herpes genitalis mengenai seorang ibu, dan pada saat
persalinan sedang kambuh, berisiko menular ke bayi yang dilahirkan ketika
proses persalinan. Bayi yang terkena HSV-2 akibatnya macam-macam, antara lain:
radang pada mata, dan kalau berat bisa radang otak (ensefalitis), erupsi kulit
yang menyeluruh. Hal ini yang bisa mengancam jiwa si bayi, sekitar 50 persen
menyebabkan kematian. HSV-2 ini ditularkan melalui hubungan seks. Karena itu
pada ibu yang mendekati proses persalinan dan menderita atau sedang kambuh
herpes genitalis, harus segera diobati. Kalau herpes genitalisnya tidak sedang
kambuh, risiko penularan dari ibu ke bayi kecil. ''Di Indonesia kasus HSV-2
pada bayi jarang, tetapi pada orang dewasa cukup banyak. Apalagi yang
perilakunya
macam-macam,''tuturnya.
Bila
seseorang terkena herpes genitalis ini persoalannya lebih banyak ke persoalan
sosial, terutama bila sering kambuh, karena bisa mengganggu hubungan suami
istri. Bila suami genitalnya sering sakit, lecet, lama-lama istrinya akan
stress. Pengobatannya, setiap kali kambuh memerlukan waktu penyembuhan sekitar
5-10 hari.
Untuk mencegah supaya tidak sering kambuh antara lain: gaya
hidup sehat, jika pasangan ingin punya anak dengan aman, kebetulan mereka
terkena herpes genitalis serta kambuh-kambuh terus, bisa ditekan dengan
pengobatan supresif (diobati dalam waktu yang lama) sekitar 6-9 bulan. Namun,
kata Sunardi, umumnya setelah terapi dihentikan penyakit itu bisa kambuh lagi.
Karena itu bila setelah selesai terapi supresif, kemudian misalnya enam bulan
kambuh lagi, maka dia harus melakukan pengobatan lagi, tetapi tidak perlu
terapi terus menerus. ''Pada saat merasa mau kambuh langsung diobati,''
tambahnya. (nri ) Minggu, 22 Januari 2006 Herpes HSV2 Kalau cacar air
setiap orang harus kena, naah keluarganya lagi namanya herpes zoster itu
kenanya selalu bisa dipunggung sebelah kiri atau kanan. Katanya dari virus
cacar air bisa bermanifestasi menjadi cacar zoster. Nah cacar zoster (kadang
orang bilang cacar ular) bisa tertular dari udara, handuk, dan lain-lain itu
ruam lepuh di punggung depan atau belakang. Kalau sudah sembuh itu virus masih
tinggal di tubuh kita bersembunyi di saraf atau tendon(CMIIW). Nanti kalau
tubuh kita lemah itu bisa berulang muncul lagi.
Kalau HSV dibagi dua yaitu HSV 1 (di mulut atau pinggang ke
atas) dan HSV 2 (pinggang ke bawah). HSV 1 seperti sariawan di mulut bibir dan
lain sebagainya ini juga ruam lepuh, kalau sudah sembuh tapi tidak sembuh
total itu virus juga diam di tubuh dan bisa tinggal ditubuh, sewaktu-waktu
kalau tubuh lemah bisa muncul lagi.
Nah yang ini HSV2 (herpes genitalis) katanya tidak bisa
tertular melalui udara yang pasti tertular karena berhubungan sex, bisa muncul
di vagina, dubur, selangkangan kaki. Ini juga tidak bisa sembuh. Kalau untuk
laki-laki bisa terlihat tapi untuk perempuan tidak kelihatan. Untuk suami
hati-hati kalau mau jajan, kalau sekali kena herpes tidak akan sembuh seumur
hidup menderita malahan akan menularkan ke istri, karena untuk wanita kalau
kena tidak terlihat dari luar. Terus kata dokter makanan yang baik yaitu yang
mengandung lisin, seperti telur dan ikan (CMIIW), brokoli juga bagus. Yang
pengobatan tradisionalnya tahu [Snd]
Dulu ketika akan program hamil, sempatkan juga periksa TORCH,
dan salah satu hasilnya HSV Igg & IGM nya juga positif walaupun sedikit.
Kok bisa kena herpes? Padahal berdua tahu dan saling mengenal serta percaya
sekali dengan kebersihan kami dalam menjaga diri, Sehingga hal ini tidak
menjadikan kami saling tuding. Ternyata Herpes yang dalam pemeriksaan TORCH itu
bukanlah sejenis herpes yang akibat dari hubungan bebas suami istri, karena
memang tidak pernah merasakan ada keluhan apapun dalam organ intim. Ternyata
herpes tersebut kumannya berasal dari kebersihan keadaaan kita ketika
berhubungan suami istri. Biasanya akibatnya karena Oral Sex, karena kadang
mulut tidak dalam keadaan bersih, serta gigi berlubang & rusak.
Memang TORCH tidak bisa sembuh total, tapi bisa dikalahkan
dengan mempertahankan kesehatan tubuh kita. Di kasih obatnya warna putih ada
gambar kuda di tabletnya (ACYCLOFIR). Karena memang bukan herpes yang akibat
hubungan bebas [Slv] maka tidak perlu dikwatirkan.
Penyakit Cacar atau yang disebut
sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai
dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Penyakit
Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes Genetalis dan Herpes Zoster.
Herpes Genetalis adalah infeksi atau
peradangan (gelembung lecet) pada kulit terutama dibagian kelamin (vagina,
penis, termasuk dipintu dubur/anus serta pantat dan pangkal paha/selangkangan)
yang disebabkan virus herpes simplex (VHS), Sedangkan Herpes Zoster atau dengan
nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus
varicella-zoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada bagian seluruh
tubuh.
Herpes zoster juga dikatakan
penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan dari pada chickenpox (cacar
air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat perbedaan dengan
cacar air. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan
berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau
dada.
Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes)
Secara umum, seluruh jenis penyakit
herpes dapat menular melalui kontak langsung. Namun pada herpes zoster, seperti
yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses penularan bisa melalui
bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang
pecah. Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi melalui
prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian
mulut akibat oral sex. Gejalanya akan timbul dalam masa 7-21 hari setelah
seseorang mengalami kontak (terserang) virus varicella-zoster.
Seseorang yang pernah mengalami
cacar air dan kemudian sembuh, sebenarnya virus tidak 100% hilang dari dalam
tubuhnya, melainkan bersembunyi di dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf
sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah, virus akan kembali
menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama dengan
penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami
cacar air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung
mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih
dahulu.
Tanda dan Gejala Penyakit Cacar
(Herpes) Tanda dan gejala yang timbul akibat serangan virus herpes secara umum
adalah demam, menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau pegal di satu
bagian rubuh, munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya membentuk
sebuah gelembung cair. Keluhan lain yang kadang dirasakan penderita adalah
sakit perut.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit
Cacar (Herpes) Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga
gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan
masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan pemberian bedak
talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila tidak tahan dengan
kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi, karena bisa menimbulkan
shock.
Pada
kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita
penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV)
Acyclovir. Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi
vaksin varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali.
Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan
kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, berikan
imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan
sampai 10 tahun.
GEJALA.
Gejala biasanya mulai muncul pada minggu pertama sampai
minggu kedua.
Ruam kulit terbentuk sebagai lepuhan kecil berisi cairan, tetapi 45% bayi yang menderita herpes tidak memiliki ruam ini.
Jika tidak segera diobati, akan timbul gejala yang lebih serius dalam waktu 7-10 hari:
- suhu tubuh yang turun-naik
- kejang akibat infeksi otak
- otot yang kendur
- gangguan pernafasan
- peradangan hati (hepatitis)
- pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah yang menyebar.
DIAGNOSA.
Ruam kulit terbentuk sebagai lepuhan kecil berisi cairan, tetapi 45% bayi yang menderita herpes tidak memiliki ruam ini.
Jika tidak segera diobati, akan timbul gejala yang lebih serius dalam waktu 7-10 hari:
- suhu tubuh yang turun-naik
- kejang akibat infeksi otak
- otot yang kendur
- gangguan pernafasan
- peradangan hati (hepatitis)
- pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah yang menyebar.
DIAGNOSA.
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan adanya lepuhan berisi cairan. Untuk memperkuat
diagnosis, dilakukan pembiakan terhadap contoh cairan dari lepuhan.
Virus juga dapat ditemukan dalam air kemih, lendir dari kelopak mata atau hidung, carah atau cairan serebrospinal.
Virus juga dapat ditemukan dalam air kemih, lendir dari kelopak mata atau hidung, carah atau cairan serebrospinal.
PENGOBATAN.
Penanganan
dan Pengobatan Penyakit Cacar (Herpes)
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi, karena bisa menimbulkan shock.
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi, karena bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan
yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan untuk mengurangi keluhan
gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan paracetamol.
Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan
penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri,
komplikasi serta melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh
melawan virus herpes. Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa
nyeri atau rasa panas membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya
gelembung cairan (blisters).
Pada
kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita
penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV)
Acyclovir. Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi
vaksin varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali.
Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan
kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, berikan
imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan
sampai 10 tahun.
Obat anti-virus asiklovir(acyclovir) diberikan melalui infus.
Obat anti-virus asiklovir(acyclovir) diberikan melalui infus.
Infeksi
mata juga diobati dengan tetes mata atau salep trifluridin dan salep
idoksuridin. Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan
untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan
paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir, famciclovir,
valacyclovir, dan penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi
demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya
tahan tubuh melawan virus herpes. Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat
timbulnya rasa nyeri atau rasa panas membakar pada kulit, tidak perlu menunggu
munculnya gelembung cairan (blisters).
Tanda
dan Gejala Penyakit Cacar (Herpes) Tanda dan gejala yang timbul akibat serangan
virus herpes secara umum adalah demam, menggigil, sesak napas, nyeri
dipersendian atau pegal di satu bagian rubuh, munculnya bintik kemerahan pada
kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair. Keluhan lain yang kadang
dirasakan penderita adalah sakit perut.
PENGGUNAAN TABLET ACYCLOVIR PADA INFEKSI HERPES SIMPLEX VIRUS (HSV)
Herpes adalah infeksi virus pada
kulit. Herpes Simplex Virus merupakan salah satu virus yang menyebabkan
penyakit herpes pada manusia. Tercatat ada tujuh jenis virus yang dapat
menyebabkan penyakit herpes pada manusia, yaitu Herpes Simplex Virus, Varizolla
Zoster Virus (VZV), Cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr Virus
(EBV), dan Human Herpes Virus tipe 6 (HHV-6), tipe 7 (HHV-7), tipe 8
(HHV-8). Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan
semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri
dibagi menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang
menyebabkan infeksi pada mulut, mata, dan wajah dan Herpes Simplex Virus
tipe 2 (HSV-2) yang menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi,
bagaimanapun kedua tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian
tubuh manapun. HSV-1 menyebabkan munculnya gelembung berisi cairan yang terasa
nyeri pada mukosa mulut, wajah, dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital
ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebakan gelembung berisi cairan yang
terasa nyeri pada membran mukosa alat kelamin. Infeksi pada vagina terlihat
seperti bercak dengan luka. Pada pasien mungkin muncul iritasi, penurunan
kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan
kesulitan bernapas atau kejang. Lesi biasanya hilang dalam 2 minggu. infeksi .
Episode pertama (infeksi pertama) dari infeksi HSV adalah yang paling berat dan
dimulai setelah masa inkubasi 4-6 hari. Gelala yang timbul, meliputi nyeri,
inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan
pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan bening tersebut
selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng
atau kerak (scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang
unik untuk bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia,
dan berdormansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus yang berdormansi
tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stress, depresi, alergi
pada makanan, demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur, dan
sinar ultraviolet.
Sasaran
terapi
Sasaran
terapi acyclovir adalah Herpes Simplex Virus (HSV).
Tujuan
terapi
Tujuan terapi acyclovir adalah
mencegah dan mengobati infeksi Herpes Simplex Virus (HSV), menyembuhkan
gejala yang muncul, seperti kemerahan (eritema), gelembung-gelembung berisi
cairan, keropeng atau kerak.
Strategi
terapi
Strategi terapi farmakologis (terapi
dengan obat) dalam pengobatan penyakit herpes adalah dengan menggunakan
obat-obat antivirus. Pengobatan baku untuk herpes adalah dengan
acyclovir, valacyclovir, famcyclovir, dan pencyclovir yang dapat diberikan
dalam bentuk krim, pil atau secara intravena (infus) untuk kasus yang lebih
parah. Semua obat ini paling berhasil apabila dimulai dalam tiga hari pertama
setelah rasa nyeri akibat herpes mulai terasa. Semua antivirus yang digunakan
pada infeksi Herpes Simplex Virus (HSV) bekerja dengan menghambat
polimerase DNA virus. Acyclovir, ganciclovir, famciclovir, dan valacyclovir
secara selektif di fosforilasi menjadi bentuk monofosfat pada sel yang
terinfeksi virus. Bentuk monofosfat tersebut selanjutnya akan diubah oleh enzym
seluler menjadi bentuk trifosfat, yang akan menyatu dengan rantai DNA virus.
Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir terbukti efektif dalam memperpendek
durasi dari gejala dan lesi.
Ayclovir : merupakan agen yang paling banyak digunakan pada
infeksi herpes simplex virus, tersedia dalam bentuk sediaan intravena, oral,
dan topikal.
Ganciclovir : mempunyai aktivitas terhadap herpes simplex
virus tipe 1 dan 2, tetapi lebih toksik daripada acyclovir, famciclovir, dan
valacyclovir, karena itu tidak direkomendasikan untuk pengobatan herpes.
Famciclovir : merupakan prodrug dari penciclovir yang secara
klinis efektif dalam mengobati herpes simplex virus tipe 1 dan 2.
Valacyclovir : merupakan valyl ester dari acyclovir
dan memiliki bioavailabilitas yang lebih besar daripada acyclovir.
Obat
Pilihan
Nama
Generik
Acyclovir
Nama
Dagang
Clinovir
(Pharos)
Indikasi
Untuk
mengobati genital Herpes Simplex Virus, herpes labialis, herpes zoster,
HSV encephalitis, neonatal HSV, mukokutan HSV pada pasien yang memiliki respon
imun yang diperlemah (immunocompromised), varicella-zoster.
Kontraindikasi
Hipersensitifitas
pada acyclovir, valacyclovir, atau komponen lain dari formula.
Bentuk
Sediaan
Tablet
200 mg, 400 mg.
Dosis
dan Aturan Pakai
Pengobatan
herpes simplex: 200 mg (400 mg pada pasien yang memiliki respon imun yang
diperlemah/immunocompromised atau bila ada gangguan absorbsi) 5 kali sehari,
selama 5 hari. Untuk anak dibawah 2 tahun diberikan setengah dosis dewasa.
Diatas 2 tahun diberikan dosis dewasa.
Pencegahan
herpes simplex kambuhan, 200 mg 4 kali sehari atau 400 mg 2 kali sehari, dapat
diturunkan menjadi 200 mg 2atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-12 bulan.
Pencegahan
herpes simplex pada pasien immunocompromised, 200-400 mg 4 kali sehari. Anak
dibawah 2 tahun setengah dosis dewasa. Diatas 2 tahun dosis sama dengan dosis
orang dewasa.
Efek
Samping
Pada
sistem saraf pusat dilaporakan terjadi malaise (perasaan tidak nyaman) sekitar
12% dan sakit kepala (2%).pada system pencernaan (gastrointestinal) dilaporkan
terjadi mual (2-5%), muntah (3%) dan diare (2-3%).
Resiko
Khusus
Penggunaan
Acyclovir pada wanita hamil masuk dalam kategori B. Efek teratogenik dari
Acyclovir tidak diteliti pada studi dengan hewan percobaan. Acyclovir terbukti
dapat melewati plasenta manusia.Tidak ada penelitian yang cukup dan terkontrol
pada wanita hamil. pada tahun 1984-1999 diadakan pendaftaran bagi wanita hamil,
dan dari hasil yang terlihat tidak ada peningkatan kelahiran bayi yang cacat
karena penggunaan Acyclovir . tetapi karena tidak semua wanita hamil
mendaftarkan diri dan kurangnya data dalam jangka waktu yang panjang, maka
direkomendasikan penggunaan acyclovir untuk wanita hamil disertai peringatan
dan diberikan jika benar-benar-benar diperlukan. Acyclovir juga dapat masuk ke
dalam air susu ibu, karena itu penggunaan pada ibu menyusui harus disertai
peringatan.