PEMBULUH DARAH VENA TUBUH



Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi dan berfungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Jenis-jenis yang paling penting adalah arteri dan vena, disebut demikian karena mereka membawa darah keluar atau masuk ke jantung. Kerja pembuluh darah membantu jantung untuk mengedarkan sel darah merah keseluruh tubuh dan mengedarkan sari makanan, oksigen dan membawa keluar karbondioksida.

Vena yang bermuara pada vena kava superior
        Vena yang berawal tepat dibelakang angulus mandibulare dan menyatu dengan vaurikularis posterior lalu turun melintasi msternokleido mastoidues tepat di atasklavikula dan menebus fasia servikalis profunda mencurahkan isinya ke v .sublavia. Cabang-cabangnya yaitu : v. Aurikularis posterior ; v. retromadibularis  menerima darah datang dari madibularis ;v. jagularis eksterna posterior yang mengurus bagian kulit kepala dan leher bergabung dengan vena jagularis eksterna; v. supraskapularis menerima darah dari otot bahu bagin atas ; dan v. jagularis anterior , berawat tepat dibawah dagu , menyatu turun ke leherdi atas insisuara jagularis ,berjalan di bawah membran  sternaklaidmastoideus, dan mencurahkan isinya ke vena jugularis ekterna.
a.       Vena kulit kepala
·         V. trokelaris dan v. supraorbitalis, menyatu pada tepi medial orbita membentuk v. fasialis
·         V. tempolaris superfisalis, bercabang dengan v.maksilaris dalam substansi glandula parotis membentuk v.retromandibularis
·         V. aurikularis posterior, bergabung dengan v. retromandibularis dibawah glandula parotis membentuk vena jugularis ekterna.
·         V. oksipitalis, bermuara kedalam pleksus venosus suboksipitalis dan v. jugularis interna.

Vena kulit kepala bebas beranastomosis dengan sinus vena-vena intrakranial.
b.      Vena wajah:
·         V. fasialis, terbentuk pada sudut medial mata, menyatu dengan supraorbitalis dan v. supratroklearis dan berhubungan dengan v.oftalmika superior melalui v.supraorbitalis dengan perantara v. oftalmika superior, v.fasialis di hubungkan dengan sinus kavernosus. Vena ini menyilang di antara glandula submandibular dan bermuara ke dalam v. jugularis
·         V. profunda fasialis bergabung dengan sinus kavernosus melalui vena oftalmika superior.
·         V. tranversa fasialis, bergabung dengan v. tempolaris superfisialis di dalam glandula parotis.
c.       Vena pterigoideus merupakan jalinan vena mengelilingi m. Peterigoideus menampung vena-vena sesuai dengan cabang-cabang. a maksilaris yang bermuara kedalam v. maksilaris, v. fasialis, v. lingualis, dan v. oftalmika superior.
·         V. maksilaaris bergabung dengan vena fasialis melalui vena fasialis profunda, bergabung dengan v.tempolaris superfisialis membentuk v. retromandibularis.
·         V. fasialis, meninggalkan wajah, menyilang margo inferior korpus mandibularis, bergabung dengan v.retromandibularis dan bermuara kedalam v. jugularis interna
·         V. lingualis, bergabung dengan v. provunda linguae membentuk v. komitans dan bermuara pada v. jugularis interna
·         V. oftalmika superior berhubungan dengan v. fasialis, v.oftalmika inferior bergabung melalui visura orbitalis inferior, dan bermuara kedalam sinus kavernosus.
d.      Vena tonsil dan palantum.vena palatum eksterna turun dari palatum mole bergabung dengan pleksus venosus faringues menembus m. Konstriktor faringues superior, bergabung dengan v. palatina, v. faring dan v. fasialis. Vena ini bermuara ke pleksus venosus faringues dan bermuara ke jugularis interna.
e.       Vena pada punggung. Vena pada punggung mengembalikan darah dari struktur punggung membentuk pleksus majemuk yang tersebar sepanjang kolumna vertebalis dari kranium sampe ke koksigis.
·         Pleksus venosus vertebralis eksternus terletak di luar kolumna vertebalis dan mengelilinginya.
·         Pleksus venosus vertebalis internus terdapat didalam kanalis vertebalis. Kedua pleksus ini saling berhubungan dengan vena-vena leher, toraks, abdomen, dan pelvis. Pada bagian atas berhubungan dengan sinus oksipitalis dan basilaris dalam kavum kranii. Pleksus vertebralis eksternus dan bermuara pada vena vertebralis interkostalis, lumbalis dan sakralis.

Vena yang bermuara ke vena kava interna
a)      Vena torasika interna, bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan mengalirkan darah ke v. brakhiosefalika.
b)      Vena dinding anterior dan lateral abdomen. Darah vena di kumpulkan ke jalinan vena-vena dari umbilikus dan di alirkan ke vena aksilaris melalui vena toraklis lateralis dan ke bawah vena femoralis melalui vena epigastrika superfisialis.
§  V. safena magna menghubungkan jalinan vena melalui umbilikus sepanjang liga mentum terres hepatis ke vena porta dan membentuk anastomosis v. porta dengan v.sistemik yang penting.
§  V. epigastrika superior, v. epigastrika inferior dan v. sirkumfleksa ileum profundus mengalirkan darah ke vena iliaka eksterna.
§  V. interkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigos dan lumbalis mengalirkan darah ke vena kava interior.
c)      Vena lambung, vena yang ,mengaliekan darah ke sirkulasi portal v.gastrika sinistra dan v. gastrika dekstra langsung ke vena porta. Vena gastroepiploika sinistra lalu bermuara ke v.lienalis dan v.gastroepiploika dekstra bermuara kev. Menesterika superior.
d)     Vena dinding posterior abdomen. V kava inferior mengalirkan sebagian besar darah dari tubuh di bawah diafragama ke atrium kanan jantung. Dibentuk oleh persatuan v. iliaka kommunis dan berjalan ke atas sisi kanan aorta menembus sentrum tendinium diafragama setinggi vertabrae torasika memaukan darahnya ke atrium kanan jantung dan menerima cabang dari v. menesterika inferior, v. lienalis, v. menesterika superior dan v. porta.
§  V. menesterika inferior merupakan cabang dari sirkulasi portal mulai pertengahan anus v. rektalis superior berjalan ke atas bersatu dengan lienalis di belakang pankreas, menerima cabang sesui dengan cabang arterinya.
§  V.lienalis cabang dari sirkulasi portal mulai dari hilus limpa oleh persatuan v.gastrika dan v.gatroepipoloika berjalan ke kanan dalam ligamentum lienorenalis berjalan kebelakang pankreas bersatu dengan menesterika superior untuk membentuk v. porta, v.menesterika inferior dan vena dari pankreas bermuara pada vena lienalis.
§  V. menesterika superior merupakan cabang dari sirkulasi porta mulai dari pembatasan ileosekalis berjalan ke atas dinding posterior abdomen dan dalam pangkal menesterium usus halus bersatu dengan v. lienalis untuk membentuk v. porta.
§  V. porta merupakan vena yang penting, panjangnya 5cm, di bentuk di belakang pankreas oleh persatuan v.menesterika superior dan v. lienalis. Vena porta berjalan ke atas dan kanan duodenum dan masuk ke omentum minus. Sirkulasi portal mulai sebagai pleksus kapiler dalam organ yang merupakan tempat drah di alirkan keluar berakhir dengan pengosongan darahnya ke dalam sinusoid dalam hati. V.porta mengalirkan darah dari pencernaan bagian bawah esofagus sampai pertengahan atas anus, dari pankreas, kandung empedu, duktus, kolekudus, dan limpa.
e)      Anastomosis portal sistemik. Dalam keadaan normal, vena porta melewati hati dan masuk ke vena kava inferior. Sirkulasi portal merupakan sirkulasi sistemik melewati vena hepatika, hubungan lain apabila jalan langsung terhambat.


Anastomosis portal sistemik
1.      Sepertiga bawah esofagus. Ramus esofagea dari v. gastrika sinistra (cabang v. portal) beranastomosis dengan v. esofagea mengalir ke vena azigos.
2.      Pertengahan atas anus v.rektalis superior.(cabang v. porta), mengalirkan darah dari setengah atas anus beranastomosis dengan v.rektalis media dan inferior merupakan cabang dari v.iliaka interna dan v. pudenda.
3.      V. paraumbilikus,menghubungkan cabang kiri v.porta dengan v. supervisial di dinding arterior abdomen, berjalan ligamentum falsiformi dan liga mentum terres hepatis.
4.      Vena-vena kolon asenden, desenden, duodenum, pankreas, dan hati (cabang v. porta), beranastomosis dengan v.renalis, v. lumbalis dan v. frenika.
5.      V. ovarika, berasal dari ovarium setinggi vertebra lumbalis   ke-1 dan mengalirkan darah ke v. kava inferior.
   Vena dinding pelvis
a.       V.iliaka eksterna, mulai dari belakang ligamentum inguinal sebagai lanjutan v. femoralis, berjalan sepanjang sisi media a.femoralis bersatu dengan v. iliaka interna untuk membentuk v. iliaka kommunis menerima darah dari epigastrika inferior dan v.sirkumfleksa ilium profundus.
b.      V. iliaka interna, terbentuk dari penggabungan cabang-cabang a.iliaka interna, v.vaginalis, dan v. pudenda interna yang berjalan ke atas bersatu dengan v.iliaka eksterna membentuk v. iliaka kommunis.
c.       V. sakralis media bermuara pada v.iliaka kommunis sinistra.
Vena anggota gerak atas
a.       Jalinan v.superfisialis ditemukan pada dorsum manus, jalinan vena ini mengalir ke atas, di lateral masuk ke v. sefalika dan bagian medial masuk ke v.basilika,dan memutar menuju permukaan arterior lengan bawah.Vena ini berjalan keatas menuju lengan atas.
b.       V.basilika,berakhir dengan menembus fasia profunda pada trigonum deltoidpektorale dan bermuara pada v.aksilaris
c.       V.basilika,dari dorsum manus sisi medikal lengan bawah menembus fasia profunda,sekitar pertengahan lengan atas bercabang v.kubitis medialis yang menghubungkan v.basilika dengan v.sefalika pada fosa kubiti yang bermuara ke v.aksilaris.

Vena anggota gerak bawah
a.       V. superfisialis tungakai bawah adalah v.savena magna dan v.parva yang berjalan keatas dengan cabangnya .
b.      V.safena magna mengangkut darah dari ujung medial arkus venusus dorsalis pedis berjalan naik didepan maleolus medialis  berjalan kebelakang lutut melalui sisi medial paha pada fasia profundabergabung dengan v.femoralis ,berhubungan dengan v.safena parva berjalan kebelakang lutut .V.perforansmenghubungkan v.safena magna dengan v.profunda sepanjang sisi medial betis.Pada hiatus safenus difasia profunda ,v.safena magna mempunyai cabang tiga ,yaitu:
§  V.sirkumfleksa ilium super fisialis
§  V.epigastrika superfisialis,dan
§  V.pudenda interna superfisialis
c.       V.aksesoria bergabung dengan vena utama dan pada pertengahan paha bermuara pada v.savena .
d.      v.savena parfa .vena ini banyak memilki katup,timbul dari bagian lateral arkus venosus dorsalis pedis,naik kebelakang maleolus lateralis,menembus  vasi profunda ,berjalan diantara kaput m.gastroknemius bagian bawah fossa poplitea dan berakhir dalam v.poplitea .vena ini ,memiliki cabang-cabang,yaitu :
§  v.komunikantes dengan profunda pedis dan
§  cabang-cabang anastomotik yang bergabung dengan v.savena magna
e.       V.poplitea dibentuk oleh penyatuan vena komunikantes dari a.tibialis anterior dan posterior pda batas bawah m. Popliteus yang terletak pada sisilateral dan berjalan melalui lubang m. Adduktor magnus menjadi v. femoralis
f.       V. femoralis merupakan lanjutan dari vena popitea menaiki paha pada sisilateral, berakhir pada sisi medial , dan meninggalkan paha berjalan ke belakang ligamentum inguinal mejadi v.iliaka ekterna . vena ini memiliki cabang-cabang yaitu :
§  v. safena magna
§  v . sirkumfleksa, dan
§  v . pudenda eksterna.
g.      V. obturatoria menampung cabang-cabang dari a. Abtoratoria dan mencurahkan isinya kedalam v. iliaka interna .

PEMBULUH  DARAH VENA

Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh darah arteri yang membawa darah dari alat – alat tubuh masuk kedalam jantung. Bentuk dan susunannya hampir sama dengan arteri. Katup pada vena yang terdapat disepanjang pembuluh darah berfungsi untuk mencegah dari tidak kembali lagi ke sel atau jaringan. Vena yang terbesar adalah vena pulmonalis, vena mempunyai cabang, yaitu venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.

VENA YANG MASUK KE JANTUNG
a.       V. Kava superior merupakn vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan kepala yang dibentuk dibentuk oleh persatuan dua vena brakhiosefalika yang masuk ke dalam atrium dektra. Vena azigos bersatu pada permukaan posterior vena kava superior sebelum masuk ke perikardium.
b.      V.kava inferior menerima darah dari alat-alat tubuh bagian bawah, menembus sentrum pendineum setinggi veterbrai torakalis, dan masuk kebagian terbawah atrium dekstra.
c.       V.purmonalis. dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa darah teroksigenasi (banyak mengandung oksigen) dan masuk keatrium sinistra.

Pembuluh balik vena adalah pembuluh yang  membawa darah menuju  jantung. Darahnya banyak mengandung karbondioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh,tampak kebiruan .Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis ,jik a diraba denyut jantungnya tidak terasa .Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya .Katup sepanjang pembuluhnya .Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu darah.Dengan adanya katuo tersebut,aliran darah tetap mengalir menuju jantung .Jika vena terluka darah tidak memancar tetapi mermbes  dari seluruh tubuh pembuluh darah balik bermuara menjadi satu.
Pembuluh darah balik besar ,yang disebut vena cava .Pembuluh darah ini masuk kejantung melalui serambi kanan .setelah menjadi pertukaran gas diparu-paru ,darah mengalir kejantung lagi melalui vena paru-paru.vena ini membawa darah yang kaya oksigen ,jadi darah dalam semua pembuluh vena pulmonalis.salah satub penyakit menyerang pembuluh balik adalah varises.
Pembuluh darah vena/baik.
Pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis.
Pembuluh vena kava arteror pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh.
Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
KOMPONEN PEMBENTUKAN TULANG DAN STRUKTUR TULANG

A.    PENGERTIAN TULANG
Tulang adalah kerangka penyangga tubuh, pelindung organ tubuh dari benturan, dan tempat terkaitnya otot sehingga memungkinkan otot melakukan pergerakan antara sambungan tulang yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, tulang merupakan penunjang utama aktivitas fisik. Ingin tetap tampil tegap dan kuat diusia senja? Sayangi tulang Anda sejak dini.
B.     KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUKAN TULANG
Perkembangan tulang berasal dari jenis perkembangan membranosa dan perkembangan kartilago. Proses peletakan jaringan tulang (histogenesis) di sebut ossifikasi (penulangan). Jika hal ini terjadi dalam suatu model selaput dinamakan penulangan intramembranosa dan tulang yang dibentuk dinamakan tulang membran atau tulang dermal karena tulang ini berasal dari suatu membran. Tulang-tulang endokondral (tulang kartilago) merupakan tulang yang berkembang dari penulangan suatu model tulang rawan. Penulangan ini dinamakan penulangan intrakartilaginosa (penulangan tidak langsung). Jenis-jenis penulangan intramembranosa merupakan suatu proses yang mendesak, sedangkan jenis penulangan intrakartilaginosa merupakan proses yang berjalan perlahan-lahan dan berencana.
Tulang normal terdiri dari lapisan tulang padat yang mengelilingi lempengan dan serabut tulang (tulang berongga) yang diselingi sumsum tulang. Ketebalan lapisan luar yang padat ini berbeda-beda pada setiap bagian rangka, sebagai contoh tulang tengkorak dan tulang anggota tubuh jauh lebih besar dibandingkan tulang belakang. Kekuatan rangka terutama dihasilkan oleh tulang padat ini, namun tulang berongga juga ikut berperan penting.
Penyusun utama tulang sesungguhnya adalah mineral tulang yang mengandung kalsium (Ca) & fosfor (P), dan protein yang disebut kolagen. Struktur tulang mirip beton untuk bangunan atau jembatan. Komponen kalsium dan fosfor membuat tulang keras dan kaku mirip semen, sedang serat-serat kolagen membuat tulang mirip kawat baja pada tembok.
Tulang adalah jaringan hidup yang harus terus diperbaharui untuk menjaga kekuatannya. Tulang yang tua selalu dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Bila proses ini, yang terjadi di permukaan tulang (peremajaan tulang) tidak terjadi, rangka kita akan rusak karena keletihan ketika kita masih muda. Ada 2 jenis sel utama dalam tulang, yakni mosteoklast (yang merusak tulang) dan osteoblast (yang membentuk tulang baru). Kedua sel ini dibentuk dalam sumsung tulang.
Proses pertumbuhan dan pembentukan tulang terdapat dua macam proses yaitu:

Sel tulang
a.       Osifikasi endokondral, pertumbuhan tulang ini ditandai dengan pertumbuhan tulang rawan dan degenerasi dalam epifise.
b.      Osifikasi membran, proses pertama terjadi resorpsi matriksnya dan proses kedua berlangsung pelarutan hidroksiapatik yang diikuti terbebasnya garam kalsium fosfat. Faktor yang paling berperan adalah osteoklast yang dikenal sebagai pembuang tulang (sel perusak tulang) dan mempunyai kemampuan fagosit. Osteoklast menghasilkan zat yang dapat menyebabkan terjadinya depolimerisasi atau dibebaskanya garam-garam dan asam fosforik pada tulang yang  berakibat larutnya atau di bebaskannya kalsium dalam tulang.
Zat lain yang mempunyai kaitan dengan metabolisme tulang adalah asam sitrat. Kadar  asam sitrat didapati lebih tinggi dikawasan korteks diafise dari tulang panjang.
Vitamin

Vitamin C

Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusunjaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya.  Vitamin C merupakan senyawaantioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.

Vitamin D

Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dandehidrasi berlebihan.
Matriks tulang (protein, kolagen, fibrosa)
1.      Protein
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
2.      Kolagen
Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia. Keberadaannya adalah kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di tubuh. Dia adalah struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit. Serat kolagen memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan. Kata kolagen sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya (bersifat lekat atau menghasilkan pelekat).
3.      Fibrosa
disusun oleh matriks berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen padat dan kasar yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
C.    STRUKTUR TULANG
Susunan tulang terdiri dari sel-sel, matrik organik, dan mineral. Mineral ini terdiri dari kolagen dan bahan dasar yang mengandung monopolisakarida. Pada komponen matrik inilah mengendapnya kristaloid yang terdiri dari kalsium dan fosfat. Sel-sel tulang terdiri dari ostiosit, osteoblas dan osteoklast. Kristal tulang terdiri dari beberapa komponen atau bagian yaitu:
a.       Kristal bagian dalam (kristal interrior) terdiri dari ion-ion
b.      Permukaan kristal (kristal permukaan) mengandung kation dan anion yang spesifik
c.       Lapisan yang mengandung air (hidration shell) mengandung lapisan anion yang tidak spesifik selalu dalam keadaan seimbang dan dinamis dengan medium sekitarnya.

Komponen lain dari tulang adalah glikogen. Glikogen mempunyai kaitan dengan deposisi garam-garam anorganik dalam tulang rawan tempat sel-sel tulang rawan mengalami hipertrofi sehingga di dapati kadar glikogen yang tinggi di daerah tersebut.
HORMON PARATIROID
          Hormon paratiroid (HPT) berasal dari kelenjar paratiroid yg td empat  kelenjar kecil, terletak bilateral pd ujung atas dan bawah kelenjar tiroid.
          Fungsi kelenjar paratiroid diketahui sejak th 1891, ketika terlihat adanya gejala yg timbul akibat terangkatnya kelenjar tsb pd operasi kelenjar tiroid.
          Kemudian th 1900 dilakukan paratiroidektomi tanpa merusak tiroid, ternyata tindakan ini menyebabkan tetani, konvulsi dan diakhiri kematian dg cepat.
          Pd tahun 1909, terlihat adanya hubungan antara kadar Ca++ plasma yg rendah dg gejala yg timbul akibat pengangkatan kelenjar paratiroid.
          Ternyata ekstrak aktif kelenjar paratiroid dpt mengatasi tetani akibat hipokalsemia pd hewan yg telah mengalami paratiroidektomi dan dpt meninggikan kadar Ca++ pd hewan normal.
          Pd th 1948 ditemukan adanya hubungan antara beberapa kelainan klinik dg hiperfungsi paratiroid, misal perubahan skelet pd penderita osteitis fibrosa sistika dg tumor paratiroid.

1.       Asal kimia dan sintesis
a.       HPT merupakan rantai polipeptida tunggal yang terdiri dari 84 asam amino, 34 asam amino pertama, merupakan bagian yg penting, karena menentukan aktivitas biologisnya.
b.      HPT disintesis dlm kelenjar paratiroid sbg prohormon dg MR 12.000.
c.       Prohormon ini disintesis dlm RE dan bergerak ke aparat Golgi hg berubah menjadi HPT.
d.      Di sini, HPT disimpan dalam granula dan setelah mengalami proses pematangan, akan disekresikan. Dlm darah atau jaringan HPT akan dipecah antara asam amino ke-33 dan ke-34.

2.       FISIOLOGI HORMON PARATIROID
a.       Fungsi utama: ikut mempertahankan kadar  Ca++ dlm cairan ekstrasel agar tetap stabil. Berbagai mekanisme yg dipengaruhi a.l: absorpsi Ca++ melalui saluran cerna, penyimpanan dlm tulang dan  mobilisasinya, serta ekskresi Ca++ melalui urin, feses, keringat dan air susu.
b.      Efek utama HPT mobilisasi Ca++ dr tulang.
c.       Aktivitas sekretoris kelenjar paratiroid terutama dipengaruhi oleh kadar Ca++ dlm darah atau dlm sel kelenjar.
d.      Bila kadar Ca++ rendah, sekresi HPT  meningkat, dan bila hipokalsemia cukup lama, terjadi hipertrofi dan hiperplasi kelenjar paratiroid.
e.      Pd keadaan hiperkalsemia terjadi hal yg sebaliknya.

EFEK  TERHADAP KALSIUM

1.       Keseimbangan Ca++ dlm tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, a.l. :
a.       vitamin D, HPT, dan kalsitonin;
b.      berbagai hormon: hormon pertumbuhan, hormon kelamin, tiroksin, glukokortikoid dan hormon pankreas;
c.       diet, misalnya fosfat anorganik dan sitrat.
2.       Jumlah Ca++ pd orang dewasa normal berkisar 1.000-1.200 g, dan kira-kira 99%  tdpt dlm tulang sbg  hidroksiapatit.
3.       Dari 1 g Ca yg tdp dlm cairan ekstrasel kira-kira 54% dlm btk terionisasi dan sisanya terikat dg albumin.
4.       Sebagian Ca yg terionisasi berada dlm btk ikatan dg anion, terutama fosfat dan sitrat.
5.       Ion Ca bebas diperlukan dlm proses pembekuan darah, kontraksi otot skelet dan fungsi saraf.
6.       Penurunan kadar ion Ca darah dpt menyebabkan tetani.
7.       Absorpsi dr saluran cerna sangat sedikit; ambilan Ca dlm diet yg kurang;
8.       Ekskresi Ca bertambah melalui urin, misal pd penderita nefritis; atau defisiensi paratiroid.
9.       Gangguan tubuli ginjal yg menyebabkan bertambahnya retensi fosfat, juga dpt mempermudah penurunan Ca plasma.
10.   Dlm tulang Ca tdp dlm dua btk sebagian dlm btk cadangan yg labil yg mudah diganti, dan sebagian besar merupakan cadangan yg stabil. Keseimbangan terjadi antara Ca darah dan kalsium tulang yang labil.

FUNGSI TERHADAP  TULANG

1.       HPT dapat menambah kecepatan resorpsi ion Ca dan fosfat dari bagian tulang yang stabil. Pengaruh HPT pada mobilisasi ion Ca dari tulang ke plasma hanya terjadi bila kadar ion Ca plasma lebih dari 7 mg % .
2.       Hormon paratiroid dpt mempercepat resorpsi tulang dg menambah kecepatan diferensiasi sel-sel mesenkim menjadi osteoklas, dan memperpanjang masa paruh sel-sel tsb.
3.       Hormon paratiroid juga merangsang tulang untuk melepaskan kalsium ke dalam darah dan menyebabkan ginjal membuang lebih sedikit kalsium ke dalam urin.
4.       Meningkatkan konsentrasi kalsium plasma dan menurunkan konsentrasi fosfat plasma dengan bekerja pada tulang

EKSKRESI KALSIUM
1.       HPT dpt menambah reabsorpsi ion Ca dan ekskresi fosfat di tubuli ginjal; hal ini mnyebabkn kadar ion Ca di cairan ekstrasel bertambah.
2.       Paratiroidektomi, menurunkan reabsorpsi Ca di tubuli distal, sedangkan HPT meningkatkannya.
3.       Bila kadar ion Ca plasma menurun sampai < 7 mg %, ekskresinya akan berkurang karena jml yg difiltrasi glomerulus menurun dan hampir seluruh kation ini direabsorpsi di tubuli meskipun kapasitas reabsorpsinya menurun.
4.       HPT dpt menambah ekskresi fosfat anorganik dr ginjal, karena reabsorpsi di tubuli proksimal.

EFEK LAIN
1.       HPT dpt menurunkan kadar ion Ca, sedangkan paratiroidektomi menambah kadar ion Ca dalam air susu ibu dan saliva.
2.       Efek ini berlawanan dengan efek hormon tsb thd ion Ca plasma.
3.       Karena efek inilah HPT dpt mengadakan konservasi ion Ca dlm cairan ekstrasel, yaitu dg mengurangi kecepatan transport ion Ca dr cairan ekstrasel ke air susu dan saliva.
4.       Jadi bukan saja karena efeknya pada tulang, ginjal dan usus. HPT juga dpt menurunkan kadar ion Ca dlm lensa mata.


 GANGGUAN FUNGSI PARATIROID

HIPOPARATIROIDISME
1.       Pengangkatan atau hipofungsi kelenjar paratiroid dpt menyebabkan suatu sindrom  akibat langsung hipokalsemia.
2.       Gejala klinik hipoparatiroidisme dg akibat gangguan metabolisme Ca (hipokalsemia) a.l. berupa: tetani, parestesia, peningkatan ambang rangsang sambungan otot- saraf, spasme laring, spasme otot dan konvulsi.
3.       Keadaan  ini  antara  lain  disebabkan oleh
a.       defisiensi Ca dan vit D, misal akibat gangguan absorpsi atau jmlnya yg memang tdk cukup dlm diet;
b.      hipoparatiroidisme yg dpt terjadi spontan, akibat pembedahan kelenjar tiroid atau tindakan operasi lain pd daerah leher.

HIPERPARATIROIDISME
1.       Pd hewan, pemberian HPT dosis tunggal yg tinggi dpt menyebabkan perubahan kimia darah yg spesifik utk hiperparatiroidisme.
2.       Kadar ion Ca sangat meningkat, diikuti penurunan fosfat plasma.
3.       Bila HPT diberikan utk waktu lama, terjadi dekalsifikasi tulang dan terbtk kista dlm tulang, deformitas, dan fraktur spontan tulang.
4.       Ca yg dimobilisasi dr tulang, akan mengumpul di jaringan lemak, ginjal, dinding lambung, bronkus, jaringan ikat interstisial, otot jantung dan tunika media arteriol.
5.       Hewan tsb terlihat tdk mau makan, muntah, diare dan mengalami atoni otot.
6.       Akhirnya terjadi kematian karena insufisiensi ginjal akibat nefrokalsinosis difus dan nefrolitiasis.

FARMAKOLOGI HPT
1.       HPT hanya dpt diberikan secara suntikan, pemberian oral akan dirusak oleh enzim proteolitik saluran cerna.
2.       Masa paruhnya kira-kira 20 menit.
3.       Dlm darah, sebagian HPT terikat oleh fraksi a-globulin protein plasma, ekskresinya melalui urin < 1 %.

INDIKASI.
Dahulu HPT digunakan untuk menjnggikan kadar ion Ca plasma, akan tetapi kini hipokalsemia diatasi dg pemberian ion Ca dan/atau dg vitamin D.


SEDIAAN
1.       Suntikan HPT, didpt dr kelenjar paratiroid sapi.
2.       Peneraan hayati utk menentukan aktivitas sediaan dilakukan pd anjing sehat.
3.       Satu unit HPT potensinya kira2 sama dg 1/1.000 dr jml yg dibutuhkan utk meningkatkan kadar ion Ca plasma sebesar 1 mg % dlm waktu 16 - 18 jam.


KALSIOTONIN
  1. Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yg berefek hipokalsemik dan hipofosfatemik.
  2. Pertama kali diisolasi dari kelenjar tiroid.
  3. Hormon polipeptida ini terdiri dari residu 32 asam amino yg membtk rantai tunggal lurus.
  4. Sekresi dan biosintesis kalsitonin dipengaruhi oleh kadar ion Ca++ plasma; bila kadar ion ini tinggi maka kadar hormon pun meningkat, dan sebaliknya.
  5. Pengukuran kadar kalsitonin dg cara imunoassay didapatkan, kadar basal kalsitonin < 100 pg/ml.
  6. Pemberian infus Ca++ dpt meningkatkan kadar basal ini sampal 2-3 kali lipat.
  7. Kadar rata2 kalsitonin pd wanita lbh rendah dp pria.
FUNGSI TERHADAP  TULANG
a.       Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat resorpsi tulang.
b.      Menghambat pelepasan kalsium dari tulang
c.       Untuk mempertahankan kepadatan tulang
d.      Hormon kalsitonin berfungsi dalam menjaga keseimbangan kalsium dalam darah. Bila kadar ion kalsium dalam darah meningkat, kadar kalsitonin akan naik dan mengendapkannya dalam tulang
e.      kalsitonin memastikan bahwa kalsium di dalam tulang dipertahankan dan tulang mempercepat penyerapan kalsium.
f.        Kalsitonin digunakan sebagai terapi alternatit hormon estrogen, mengurangi nyeri tulang dan meningkatkan massa tulang belakang. Kalsitonin dapat membawa manfaat dalam terapi osteoporosis.
g.       Hormon ini akan mengurangi kadar kalsium dalam darah. Hormon ini sangat penting bagi anak-anak sebagai tulang-tulang mereka masih berkembang.

MEKANISME KERJA
  1. Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik kalsitonin terjadi akibat efek penghambatan langsung kalsitonin thd resorpsi tulang oleh sel-sel osteoklas dan osteosit. Hormon ini kecuali menghambat resorpsi tulang juga dpt merangsang pembtkan tulang oleh osteoblast.
  2. Meskipun kalsitonin dpt mengurangi efek osteolisis HPT, tetapi bukan merpkan antihormon paratiroid; oleh karenanya tdk menghambat aktivasi adenil siklase sel tulang maupun ambilan Ca++ ke tulang yg diinduksi oleh HPT.
  3. Kerja kalsitonin tdk dihambat oleh inhibitor sintesis RNA maupun protein. Nampaknya sebagian efek kalsitonin diperantarai oleh adanya peningkatan kadar AMP-sikIik di osteoblas.

FARMAKOKINETIK
  1. Kalsitonin hanya dpt diberikan secara parenteral, per oral cepat dirusak oleh cairan lambung. Sesudah pemberian SK, kadar puncak dalam plasma tercapai dlm waktu 15-45 menit. Masa paruh plasma kalsitonin manusia sekitar 4 menit.
  2. Meskipun masa paruh plasmanya sangat singkat tetapi masa paruh biologiknya (aktivitasnya) dpt beriangsung beberapa jam atau beberapa hari.
  3. Metabolisme kalsitonin manusia terutama terjadi di ginjal. Obat ini tdk dpt melalui barier plasenta tetapi dpt masuk ke air susu ibu.
SEDIAAN, DOSIS DAN INDIKASI
  1. Potensi kalsitonin ikan salmon pada manusia lebih besar dari kalsitonin babi atau manusia.
  2. Hal ini antara lain disebabkan bersihan dari sirkulasi lebih lambat.
  3. Preparat sintetik ikan salmon terdapat dalam bentuk suntikan SK atau IM, 100 atau 200 tU/ml.
  4. Untuk hiperkalsemia, diberikan 4 IU/kg BB setiap 12 jam. Bila setelah 1-2 hari respons tidak memuaskan, dosis dapat ditingkatkan sampai 8 IU/kg setiap 12 jam dan bila setelah 2 hari tetap tidak memuaskan, dosis maksimal 8 IU/kg dapat diberikan setiap 6 jam.
  5. Kalsitonin efektif untuk mengurangi hiperkalsemia dan kadar fosfat plasma penderita hiperparatiroidisme, hiperkalsemia iodiopatik pada bayi, intoksikasi vitamin D dan osteolisis tulang akibat metastasis.
EFEK SAMPING
          Efek samping yang mungkin timbul pada penggunaan kalsitonin adalah ruam kulit, mual, muntah, diare, flushing di daerah muka dan malese. Urnumnya keluhan saluran cerna dan kulit ini berkurang walaupun terapi diteruskan.
          Peningkatan ekskresi Na+ dan air, yang bersifat sementara pernah dilaporkan pada awal terapi. Hal ini mungkin berhubungan dengan efek langsung pada ginjal dan untuk memperbaiki dinarnik sirkulasi. Mungkin pula terjadi inflamasi pada tempat suntikan. Obat ini tidak dianjurkan untuk wanita yang menyusui, sedangkan keamanannya pada wanita hamil belum diteliti.
FARMAKOLOGI
  1. Efek hipokalsemk dan hipofosfatemik hormon ini dimanfaatkan untuk keadaan hiperkalsemia, misalnya pada hiperparatiroidisme, hiperkalsemia idiopatik dan keracunan vit  D.
  2. Kalsitonin juga efektif untuk dekalsifikasi yang dapat terjadi pd berbagai kelainan, misalnya pd
                           i.      osteoporosis yg bertalian dg usia lanjut,
                         ii.      resorpsi tulang yang bertambah pada imobilisasi penderita; dan
                        iii.      Paget's disease.
EFEK SAMPING
  1. Kalsitonin umumnya cukup aman.
  2. Erupsi kulit yang nonspesifik, mual, muntah, diare dan urtikaria dapat terjadi pada pengobatan dengan kalsitonin.
  3. Peningkatan ekskresi air dan garam yang selintas dapat terjadi pada awal pengobatan dan diduga karena adanya perbaikan hemodinarnik.
  4. Rasa sakit dan peradangan di tempat suntikan juga dapat terjadi.